TUGAS MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
“SIKLUS BIOGEOKIMIA”
DOSEN
PENGAMPU :
ARDYAN PRAMUDYA KURNIAWAN S.Si, M.Sc
DISUSUN OLEH :
1.
RIZKY TRI JAYANTI (14513027)
2.
DWITA SUBHI RAMADHAN (14513121)
3.
ISNA AMALIA ABDA (14513132)
4. MAYU DWI ANJANI (14513157)
5. MARGITA RAHAYU ABAY (14513144)
6. NADYYA NURUL VAHRA (14513181)
JURUSAN TEKNIK
LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Udara, air, tanah, kehidupan, dan teknologi saling
berkaitan secara erat. Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang
menyelimuti permukaan bumi, memegang peranan penting sebagai tempat penampungan
(reservoir) dari berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi,
mengabsorbsi energy dan merusak radiasi sinar ultra violet yang datang dari
matahari. Selain itu memindahkan energy panas dari wilayah ekuator, serta
berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan air pada phase uap dalam siklus
hidrologi (Achmad, Rukaesih;2004).
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari
air bumi berupa lautan, dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk
es. Oleh karena itu secara relative hanya sedikit persentase dari total air
bumi yang secara actual terlibat dengan tanah, atmosfer, dan proses-proses
biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami sirkulasi melalui
proses-proses dalam lingkungan, dan sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer,
dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai,
danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air (Achmad, Rukaesih:
2004).
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah
yang sangat mendukung kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung
terlibat dengan proses-proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer,
hidrosfer dan semua kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi
membentuk biosfer (Achmad, Rukaesih;2004) .
Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang
menguntungkan antara organisme-organisme dengan lingkungannya di mana terjadi
pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus, yang
dikenal dengan siklus materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau
perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media
lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan Bahan-bahan
kimia yang termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon,
nitrogen, oksigen, belerang, dan fosfor (Achmad, Rukaesih;2004).
Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari
bagian cadangan dan bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan,
unsur kimia tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya
lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau
mengalami pertukaran. siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan
tipe sidimeter. Nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian
cadangannya terdapat di dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan
contoh siklus materi tipe sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di
dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah
terganggu (Kuncoro.2007).
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang,
terdapat organisme-organisme yang mempunyai peranan penting untuk
berlangsungnya siklus tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas.
Pengetahuan mengenai peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan
manusia, misalnya dalam bidang pertanian. Siklus materi yang satu dengan yang
lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya
pada siklus belerang. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi.
Sebagai contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor
dapat meningkatkan kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen
di udara (Kuncoro. 2007).
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat mengetahui Pengertian siklus biogeokimia.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui Jenis-jenis siklus biogeokimia.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui Fungsi siklus biogeokimia.
C. RUMUSAN
MASALAH
- Apakah yang
dimaksud dengan siklus biogeokimia?
- Apa saja
jenis-jenis siklus biogeokimia?
- Apakah
fungsi dari siklus biogeokimia?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang
terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan
reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Jika aliran energi merupakan arus satu arah yang diperbarui terus
dari pasokan Sinar Surya, aliran materi yang diperlukan dunia kehidupan pada
dasarnya bersifat dua arah, karena bahan-bahan kimia terbatas persediannya
hingga harus digunakan lagi melalui proses perputaran (siklus). Karena proses
siklus materi tidak hanya terjadi dalam tubuh organisme (biota) tetapi
berlangsung juga dalam lingkungan abiotik, proses ini disebut siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia
merupakan pergerakan memutar unsur apa pun melalui atmosfer, samudra, kerak
bumi, dan makhluk hidup. Menurut Hutchinson (1944 , 1950) siklus biogeokimia
merupakan suatu pertukaran atau perubahan yang terus – menerus dari bahan-bahan
antara komponen biotik dan abiotik. Berdasarkan sumber yang ada di alam, siklus
biogeokimia dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Tipe gas, sebagai sumbernya atmosfer dan lautan
(hidosfer) misalnya siklus hidrogen.
2. Tipe sedimen, sumbernya adalah batuan bumi seperti
fosfor, kalsium dan kalium.
Siklus biogeokimia pada
akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri
(self regulating) menjaga siklus itu dalam keseimbangan. Siklus biogeokimia
yang terpenting adalah siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor, yang
berperanan terhadap lingkungan tanaman. Aliran energi pada suatu ekosistem berjalan dalam satu arah. Energi ekosistem berasal dari energi matahari yang digunakan
produsen untuk berfotosintesis. Sehingga, energi tersebut diubah menjadi energi
kimia dan kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk senyawa-senyawa
organik dalam makanannya, dan dibuang dalam bentuk panas. Unsur-unsur
kimia, seperti karbon dan nitrogen, bersiklus di antara komponen-komponen
abiotik dan biotik ekosistem. Organisme fotosintetik mendapatkan unsur-unsur ini
dalam bentuk anorganik dari udara, tanah, dan air, dan mengasimilasi
unsur-unsur tersebut menjadi molekul organik, yang sebagian kemudian dikonsumsi
oleh hewan.
Unsur itu dikembalikan dalam bentuk anorganik ke
udara, tanah, dan air melalui metabolisme tumbuhan dan hewan, serta melalui
organisme lain, seperti bakteri dan fungi, yang menguraikan buangan organik dan
organisme yang mati.Karena pergerakan
unsur-unsur yang merupakan nutrien di dalam ekosistem terjadi secara berulang melalui komponen biotik dan abiotik (geologis), maka proses tersebut juga disebut siklus biogeokimia (biogeochemical cycle). Pada siklus tersebut, unsur atau senyawa kimia mengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik, lalu kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui makhluk hidup, tetapi melibatkan juga reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Proses-proses biologis dan geologis menggerakkan nutrien di antara
komponen-komponen organik dan anorganik. Lintasan spesifik suatu bahan kimia
melalui suatu siklus biogeokimia bervariasi menurut unsur yang dimaksud pada
struktur trofik suatu ekosistem.
B. Jenis-jenis siklus biogeokimia
a.
Siklus Karbon dan Oksigen
Karbon
merupakan bahan dasar penyusun senyawa organik. Di dalam organisme hidup
terdapat 18% karbon. Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon (C)
merupakan dasar bagi keragaman molekul dan ukuran molekul yang sangat diperlukan
dalam kehidupan. Selain terdapat dalam bahan organik, karbon juga ditemukan
dalam senyawa anorganik, yaitu gas karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat
(batu kapur dan koral) dalam bentuk calsium karbonat (CaCO3).
Organisme autotrof (tumbuhan) menangkap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi
karbohidrat, protein, lipid, dansenyawa organik lainnya. Bahan organik yang dihasilkan tumbuhan ini merupakan
sumber karbon bagi hewan dan konsumen lainnya.Pada setiap tingkatan trofik
rantai makanan, karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil pernapasan (respirasi).Produsen,
herbivora, dan karnivora selalu bernapas dan menghasilkan gas karbondioksida.
Setiap tahun, tumbuhan mengeluarkan sekitar sepertujuh dari keseluruhan CO2 yang terdapat di atmosfer. Meskipun
konsentarasi CO2 di atmosfer hanya sekitar
0,03%, namun karbon mengalami siklus yang cepat, sebab tumbuhan mempunyai
kebutuhan yang tinggi akan gas CO2.
Walaupun begitu, sejumlah karbon dipindahkan dari siklus itu dalam waktu
yang lebih lama. Hal ini mungkin terjadi karena karbon terkumpul di dalam kayu
dan bahan organik lain yang tahan lama, termasuk batu bara dan minyak bumi. Perombakan oleh detritivor akhirnya mendaur ulang karbon ke atmosfer sebagai
CO2. Selain itu pembakaran kayu dan bahan bakar fosil juga ikut
berperan, karena api dapat mengoksidasi bahan organik atau kayu menjadi CO2 dengan lebih
cepat.
Gambar
siklus Karbon dan Oksigen
b. Siklus Fosfor
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya
sangat diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat (PO4-3).
Fosfat diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Fosfor
banyak dikandung oleh asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Atom
fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang
digunakan untuk respirasi seluler dan fotosintesis.
Selain
itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang dan gigi. Fosfor
merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah
ditingkatkan. Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan
fosfat di dalam tanah. Contohnya adalah akibat hujan asam Setelah produsen
menggabungkan fosfor ke dalam bentuk biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen
dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor ditambahkan kembali ke tanah melalui
ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri penguarai detritus. Humus dan partikel
tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor terlokalisir
dalam ekosistem.
Namun,
fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran air yang pada akhirnya terkumpul di
laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat pengurasan fosfat di samping
pelapukan batuan yang sejalan dengan hilangnya fosfat. Fosfat yang berada di
lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang kemudian tergabung dalam
batuan. Ketika permukaan air laut mengalami penurunan atau dasar laut mengalami
kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi bagian dari ekosistem darat.
Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di antara tanah, tumbuh an, dan
konsumen dalam waktu tertentu.
Gambar
siklus Fosfor
c.
Siklus Nitrogen
Atmosfer
mengandung lebih kurang 80% atom nitrogen dalam bentuk gas nitrogen (N2).
Di dalam organisme, nitrogen ditemukan dalam semua asam amino yang merupakan penyusun protein. Bagi tumbuhan, nitrogen tersedia
dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) yang masuk
ke dalam tanah melalui air hujan dan pengendapan debu-debu halus atau butiran
lainnya.
Beberapa tumbuhan,seperti seperti Bromeliaceae epifit yang ditemukan di hutan hujan tropis, memiliki akar udara
yang dapat mengambil NH4+ dan NO3-secara
langsung dari atmosfer. Jalur lain penambahan nitrogen dalam ekosistem adalah
melalui fiksasi nitrogen (nitrogen fixation).
Fiksasi nitrogen merupakan proses
perubahan gas nitrogen (N2) menjadi mineral yang digunakan untuk
mensintesis senyawa organik seperti asam amino. Nitrogen difi ksasi oleh
bakteri Rhizobium, Azotobacter, dan Clostridium yang hidup bebas dalam tanah.
Selain dari sumber alami, sekarang ini fiksasi nitrogen dibuat secara industri
yang digunakan sebagai pupuk. Pupuk bernitrogen ini memberikan sumbangan utama
dalam siklus nitrogen di suatu ekosistem akibat kegiatan pertanian. Meskipun
tumbuhan dapat menggunakan amonium secara langsung, tetapi sebagian besar
amonium dalam tanah digunakan oleh bakteriaerob tertentu sebagai sumber energi.
Aktivitas ini mengubah ammonium menjadi nitrat (NO3 kemudian menjadi nitrit
(NO2-). Proses ini disebut nitrifi kasi.
Nitrat yang dibebaskan bakteri ini kemudian diubah oleh tumbuhan menjadi
bentuk organik, seperti asam aminodan protein. Beberapa hewan akan
mengasimilasi nitrogen organic dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lain.
Pada kondisi tanpa oksigen (anaerob), beberapa bakteri dapat memperoleh oksigen
untuk metabolisme dari senyawa nitrat. Proses ini disebut denitrifi kasi. Akibat proses ini, beberapa nitrat diubah menjadi N2 yang
kembali ke atmosfer. Perombakan dan penguraian nitrogen organik kembali menjadi
amonium yang disebut amonifi kasi dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Proses-proses tersebut
akan mendaur ulang sejumlah besar nitrogen di dalam tanah.
Gambar
siklus Nitrogen
d.
Siklus Air
Air
merupakan komponen penting bagi kehidupan. Selain itu, aliran airdalam ekosistem berperan mentransfer zat-zat dalam siklus biogeokimia. Siklusair digerakkan oleh energi matahari melalui penguapan (evaporasi) dan terjadinya hujan (presipitasi).
Di lautan, jumlah air yang menguap lebih besar dari curah hujan. Kelebihan uap air ini dipindahkan oleh angin ke daratan. Di atas daratan, persipitasi melebihi evaporasi. Aliran air permukaan dan air tanah dari darat menyeimbangkan aliran uap air dari lautan ke darat. Siklus air memiliki sifat khas dibandingkan siklus biogeokimia yang lain.
Sebagian besar siklus ini terjadi melalui proses
fisik, bukan kimia. Dalam proses-proses tersebut air berbentuk H 2O, sedangkan di dalam fotosintesis terjadi
perubahan air secara kimiawi.
Gambar
siklus Air
e. Daur Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup
di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang
mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Gambar siklus sulfur
C.
Fungsi Siklus Biogeokimia
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang
terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.
2. Jenis-jenis
siklus biogeokimia
a.
Karbon dan oksigen
b.
Fosfor
c.
Nitrogen
d.
Sulfur
e.
Air
3. Fungsi
dari siklus biogeokimia adalah untuk menjaga kestabilan ekosisitem yang ada di
muka bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Anonim. 2009. Siklus Biogeokimia.
Online http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon, diakses 18 Februari (2009).
·
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia
Lingkungan. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
·
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI-PRESS.
·
Kuncoro. 2007. Pola dan Tipe Dasar
Siklus Biogeokimia. Online (http://kun.co.ro/2007/01/10/, diakses 18 Februari
2009).
ISI SURVEI DIBAYAR MAHAL http://www.indosurvei.com/exostan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar